Panja Minerba Berharap Smelting Dibangun di Papua
Panja Mineral dan Batubara (Minerba) Komisi VII DPR RI mengharapkan Smelting baru dapat dibangun di Provinsi Papua. Pembangunan Smelting baru ini sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara (Minerba). Dalam UU tersebut mengatakan, setiap pertambangan tidak boleh mengirim row materialnya ke luar negeri.Row material itu seharusnya diproses di dalam negeri.
Demikian disampaikan Ketua Komisi VII Sutan Bhatoegana dalam pertemuan dengan PT. Smelting dan jajarannya, Kamis (28/6) di Gresik, Jawa Timur.
Sutan mengatakan,PT. Smelting yang berlokasi di Gresik ini, bahan bakunya diambil dari PT. Freeport di Papua dan Newmont Nusa Tenggara Barat. Row Material ini kata Sutan, yang diproses di dalam negeri baru 30 persennya saja, sementara 70 persen masih di ekspor ke luar negeri.
Sutan menambahkan, PT. Smelting yang berlokasi di Gresik ini sebagian sahamnya dimiliki PT. Freeport. Seharusnya, katanya, PT. Freeport juga membangun seperti Smelting di Papua, daerah asal row material itu. Pembangunan di daerah tempat row material itu berasal, tentunya akan lebih efektif dan dapat menyerap banyak tenaga kerja masyarakat sekitar sehingga akan bermanfaat bagi bangsa dan negara.
Pabrik-pabrik yang akan dibuat akan dapat menyerap row material yang diproses di dalam negeri, sehingga row material itu tidak perlu diekspor ke luar negeri.
Dalam Kunjungan tersebut, Presiden Direktur PT. Smelting Makato Miki mengatakan, PT. Smelting merupakan pabrik penghasil tembaga dengan proses kontinyu Mitsubishi. Kontinyu Mitsubishi adalah proses peleburan dan konversi berkesinambungan yang Pertama untul skala komersil. Proses kontinyu mitsubishi diakui sebagai proses dengan biaya rendah dan ramah lingkungan yang menghasilkan tembaga blister langsung dari konsentrat. Hasil Produksi PT. Smelting setiap tahun, kata Miki, kurang lebih 300.000 ton.
Selain tembaga, produk samping dari proses peleburan ini adalah asam sulfat, terak tembaga, gypsum dan lumpur Anoda. Asam sulfat ini dikirimkan melalui pipa saluran menuju pabrik pupuk Petrokimia yang berlokasi bersebelahan dengan PT. Smelting.
PT. Smelting bangga dengan recovery rasio sulfur yang termasuk tertinggi di dunia yang mencapai 99,8 persen. Hal ini menjadikan PT Smelting sangat ramah lingkungan. Sementara butiran terak tembaga digunakan untuk industri semen. Begitu juga gypsum yang juga digunakan sebagai bahan baku industri semen.
Lumpur anoda merupakan produk samping dari pabrik pemurnian. Produk ini mengandung logam mulia seperti emas dan perak.Produk ini dikirim ke pabrik pengolahan logam mulia untuk menjalani proses pemurnian selanjutnya. (tt)